Mendalami Pasar Rakyat sebagai Bagian Perjalanan Hidup

Website ITERA Pasar Image

Catatan dari Kuliah Tamu “Merancang Pasar Rakyat: Kontribusi Keilmuan Desain Arsitektur untuk Permasalahan Bangsa”, ITERA Webinar Series, Perancangan Pasar dan Perancangan Rest Area, Kamis, 18 November 2021

Materi presentasi:Ekomadyo (2021) – Perancangan Pasar Rakyat (ITERA Webinar Series)

Apa peran arsitek dalam isu pasar rakyat di Indonesia? Yang jelas, karena profesinya sebagai perancang, maka jawaban pragmatisnya adalah: arsitek bisa merancang bangunan pasar rakyat sesuai dengan kaidah-kaidah perancangan arsitektur. Secara normatif, penulis sudah merumuskannya ke dalam beberapa kriteria (http://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2012/10/TI2012-01-p001-004-Isu-Tujuan-dan-Kriteria-Perancangan-Pasar-Tradisional.pdf). Kriteria ini mendapat kesempatan untuk diterapkan dalam Proyek Akhir dan Tesis mahasiswa.

Namun dalam praktiknya, desain adalah proses iteratif, sering meloncat-loncat, dan kriteria tidak diterapkan secara linear seperti menurunkan rumus secara runut dalam sains konvensional. Untuk keperluan publikasi, beberapa mahasiswa mengambil sebagaian dari kriteria itu, seperti kriteria estetika (http://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2016/12/IPLBI2016-D-081-086-Penerapan-Budaya-Sunda-dalam-Perancangan-Pasar-Rakyat.pdf, http://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/11/TI2015-A-001-006-Citra-Lokal-Pasar-Rakyat-pada-Pasar-Simpang-Aur-Bukittinggi.pdf) atau kriteria tentang ruang budaya (http://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/11/TI2015-E-067-074-Karakter-Festival-pada-Rancangan-Pasar-di-Kawasan-Bandung-Technopolis.pdf). Bahkan sekarang, bahkan bisa diterapkan kriteria bangunan hijau ke dalam rancangan (https://itbdsti-my.sharepoint.com/:w:/g/personal/25221010_mahasiswa_itb_ac_id/EfqurHnEWSJKuBj04N3L5l4BcF08q_5OYWsi-GlM1sAKEQ?e=ny1qO6)

Namun, selama mendalami pasar rakyat sebagai arsitek, ada hal yang lebih penting daripada how to design. Ada pergolakan batin. Karena, ketika melihat permasalahan pasar rakyat di Indonesia menjadi sangat politis sempit harapan idealisme ala akademis bisa ikut berpengaruh dalam tatakelolanya, penulis sempat merasa sangat ragu. Sehingga, karena “gelap”-nya tatakelola pasar rakyat, penulis punya keinginan untuk pindah ke topik lain. Siapa tahu, ada harapan baru di isu yang baru. Namun pada momentum itu, penulis mendapatkan nasihat yang sangat berharga: “jika kamu pindah ke topik yang lain, you are nothing. Namun tetap menekuni pasar rakyat, suatu saat kamu akan menjadi something

Dan nasihat itu penulis jalankan, betapa pun gelap “jalan pasar rakyat” yang saya tempuh. Hasilnya… memang something: kini penulis dikenal sebagai “Mantri Pasar” (http://dosen.ar.itb.ac.id/ekomadyo/?p=1273). Jadi buat mahasiswa, pengalaman saya pribadi menunjukkan ada yang lebih penting daripada how to design the public market. Yaitu bagaimana ketika bekerja, termasuk merancang, sebagai bagian dalam perjalanan hidup. Long live learning: proses belajar itu memang berlangsung sepanjang hayat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *