SNI Pasar Rakyat dan Pembangunan Berkelanjutan

Foto Website Pelatihan Pasar Kabupaten Bandung SNI

Catatan dari materi “SNI dan Keberlanjutan Tatakelola Pasar Rakyat”, disampaikan pada Pelatihan Manajemen Pengelolaan Pasar Terwujudnya Pasar Rakyat yang Bersih, Nyaman, Aman, dan Sehat dengan Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Berwawasan Lingkungan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung, Soreang, 15 Oktober 2020

Materi Pelatihan:Ekomadyo (2020) – SNI dan Keberlanjutan Pasar Rakyat

 

Apa hubungan antara Pasar Rakyat, SNI Pasar Rakyat, dan Pembangunan Berkelanjutan? Pertama, konsep pembangunan berkelanjutan disusun sebagai pesan kepada para pembangunan di seluruh dunia, bahwa meski orientasi jangka pendek pembangunan adalah ekonomi, namun jangan dilupakan efek jangka panjang, yaitu keberlanjutan lingkungan. Di tengahnya ada keberlanjutan sosial, karena dalam domain sosial, aspek keadilan dalam proses pembangunan bisa terperhatikan. Jika tidak adil, tentu ada resistensi yang sangat tinggi, dan pembangunan tidak berlanjut. Jika merusak lingkungan, maka pembangunan pun terhenti (tidak berlanjut) karena daya dukung lingkungan untuk kehidupan manusia pun terganggu.

Kedua, isu pasar rakyat penting dalam konsep pembangunan berkelanjutan, karena pasar selain sebagai ruang ekonomi juga menjadi ruang sosial. Fakta di lapangan menunjukkan, meski tersaingi oleh fasilitas perbelanjaan yang lebih modern, tetap saja orang datang berbelanja ke pasar rakyat, karena ada nilai-nilai sosial yang di dalamnya. Keberlanjutan ekonomi ternyata ditentukan oleh keberlanjutan sosial. Namun urusan keberlanjutan lingkungan, masih menjadi tantangan ke depan untuk pasar rakyat di Indonesia.

Ketiga, keberlanjutan SNI Pasar Rakyat. Ini merupakan problem yang krusial, karena SNI harus diperbaharui secara berkala. Standar Nasional ini mengatur tentang kualitas minimal yang harus dipenuhi oleh pasar rakyat, dan pembaharuan secara berkala menjadi penting karena kualitas perlu terus dijaga. Dan upaya ini membutuhkan biaya, baik biaya untuk penerbitan SNI, maupun biaya untuk keberlanjutan SNI.

Biayanya dari mana? Ini menjadi pertanyaan yang perlu dijawab pengelola pasar. Jika SNI ingin terus berlanjut, maka pengelola perlu menganggarkan biaya untuk perawatan, pemeliharaan, dan penambahan sarana dan prasarana sesuai dengan SNI, dan pembiayaan untuk sertifikasi dan resertifikasi. Artinya, SNI harus berkorelasi dengan peningkatan kinerja ekonomi dari pasar yang dikelola. Logikanya sederhana, pasar yang baik akan mengundang banyak pengunjung. Namun ini tidak mudah dilaksanakan di lapangan. Perlu pengelola pasar yang berjiwa entrepreneur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *