Integrasi Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Perkuliahan lewat KARSA DESA

Foto Pembekalan ASE (5)

Catatan dari Pembekalan Riset Keilmuan ITB 2022 “Model Place-making untuk Inovasi Pembelajaran Bauran Berbasis Komunitas di Desa”, 1 Desember 2022

Materi pembekalan: Ekomadyo (2020) – Karsa Desa Riset Keilmuan ITB 2022

Awalnya, nama “Karsa Loka” dibuat oleh Program Pengabdian Masyarakat ITB sejak tahun 2019. Munculnya program ini di-support oleh komunitas Seni Rupa di dalam ITB, yang memberikan warna etnografi dalam upaya penerapan dan pengembanga teknologi. Idenya adalah menciptakan forum sharing untuk mereka-mereka yang berkiprah memberdayakan masyarakat di tempat tertentu.

Dalam arsitektur, secara substantif ide “Karsa” dan “Loka” mendapatkan perhatian khusus juga. Secara umum, “karsa” berari kehendak (seperti dalam ungkapan “Eka Prasetia Panca Karsa” yang berarti “Tekad Tunggal untuk Lima Kehendak), dan dalam arsitektur kehendak ini mewujud dalam konsep “design thinking”. Menurut Kees Dorst (2003), inti dari “design thinking” adalah “frame creation”, menciptakan kerangka melalui logika abduksi untuk mencari aneka alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang rumit (wicked problems). Sedangkan “Loka” dalam arsitektur punya padanan kata “Loci”, dan secara eksplisit disiplin arsitektur mempunyai konsep tentang “Genius Loci” yang memperhatikan ruh dan karakter suatu tempat tertentu.

Dalam kegiatan riset keilmuan ITB 2020 berjudul “Model Place-making untuk Inovasi Pembelajaran Bauran Berbasis Komunitas di Desa”, akan dibuat model bagaimana semangat Karsa Desa agar bisa direplikasi di banyak tempat. Semangatnya adalah integrasi antara riset, pengabdian kepada masyarakat, dan perkuliahan. Secara sederhana, model ini merupakan penerjemahan dari isu-isu tertentu dari riset yang dilakukan oleh dosen oleh beberapa mahasiswa agar menjadi kegiatan pengabdian masyarakat bersama komunitas desa. Secara berurutan, kegiatan ini  diawali pembekalan dari dosen untuk isu-isu tertentu berbasis riset yang telah dilakukan. Mahasiswa menerjemahkan isu berbasis pembekalan ini ketika berinteraksi dengan masyarakat desa, sebagai bentuk kegiatan pengabdian masyarakat. Kemudian mahasiswa pengetahuan saat berinteraksi dan direfleksikan, dan dikonversikan sebagai tugas perkuliahan untuk mendapatka  kredit.

Meski terlihat sederhana, pelaksanaan di lapangan akan mengundang kerumitan tersendiri. Bahkan proses melakukan integrasi pun merupakan proses yang menjadi (becoming), dan akan mnghasilkan pengetahuan juga. Namun ketika integrasi ini bisa dikonsolidasikan dengan baik, dampaknya akan sangat besar bagi masyarakat Indonesia, terutama bagaimana pengetahuan yang diproduksi oleh universitas bisa berkontribusi untuk menggerakkan masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik secara berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *