Essay

Perspektif dalam Membaca Arsitektur Kota: Catatan Sejenak Menelusuri Pasar Kenari Jakarta

 by 

Pasar-Kenari-thumbnail-e1535632359386Di Jakarta ada sebuah tempat bernama Pasar Kenari. Ketertarikan saya karena pasar ini terletak di sebelah kantor tempat saya bergabung dengan komisi yang menyusun aneka standar untuk fasilitas perdagangan di Indonesia, sebagai kelanjutan dari penyusunan standar untuk Pasar Rakyat. Selain itu, nama “Kenari” mempunyai asosiasi dengan brand sebuah produk bahan bangunan yang dikenal berkualitas tinggi. Saya berharap bahwa tempat ini mempunyai cerita tentang bagaimana suatu usaha perdagangan kota dibangun. Apalagi ketika tukang ojek bercerita, bahwa Pasar Kenari merupakan Glodok kedua bagi Jakarta.

Foto-Pasar-Kenari-2Penjelajahan saya ke tempat ini dimulai dari perspektif satelit. Tepatnya dengan peta digital yang tersedia di internet (gambar 1). Perspektif ini memberikan orientasi tentang tempat ini. Di peta, Pasar Kenari ternyata terletak di persimpangan jalan. Di seberang pasar ada tempat bernama Plaza Kenari Mas dan Pasar Paseban. Selintas langsung terbayang bahwa kedua tempat ini terkait dengan keberadaan Pasar Kenari, dan akan bisa menjelaskan bagaimana aktivitas perdagangan berkembang di tempat ini. Selain itu, perspektif satelit (lewat peta) membantu orientasi saat nanti mendapat kesempatan melakukan penjelajahan lewat darat. (Read more)

Pasar Gempol: Becoming Heritage Tourist Marketplace

 by 

Foto-Gempol-Tourism-thumbnail-e1535626254347Ketika pertama kali mengajak keluarga “berwisata” ke Queen Victoria Market, anak tertua saya sempat berteriak: “kaya di Cihapit!”. Lho, membandingkan pasar di Bandung dengan di Melbourne, apakah “apple to apple”? Mungkin ada persamaan antara dua pasar itu: keduanya terletak di kawasan bersejarah, dan keduanya menghadirkan komoditas yang bisa menjadi atraksi wisata. Yang jelas, selain Pasar Cihapit, Bandung punya satu lagi pasar rakyat di kawasan bersejarah: Pasar Gempol.

Foto-Gempol-Tourism-1024x689 (1)Sebagai kawasan bersejarah,  Gempol punya sejarah menarik. Kawasan ini merupakan bagian saat kota Bandung dirancang sebagai kota “Indisch” dengan konsep “Garden City” di masa colonial lalu, yang wujudnya dikenal masyarakat dengan kota “Parisj van Java”. Gempol merupakan salah satu kluster permukiman yang dirancang untuk membangun karakter “Eropa Tropis”, dengan morfologi kantong tertutup (encalave) dengan taman terbuka dan bangunan penanda di pusat sekaligus pintu masuk kawasan (Siregar, 1990:167-189). (Read more)

“Ngawangkong” Pasar Purnama

14 August 2018 By  Agus S. Ekomadyo

Gambar-00-Thumbnail-1500x1000Tulisan ini dibuat sebagai refleksi dari pelaksanaan Pasar Purnama yang diselenggarakan pada malam gerhana bulan Juli lalu. “Ngawangkong” dalam bahasa Sunda artinya berbincang-bincang, jadi dalam bahasa sekarang bisa diartikan sebagai “Ngobrolin Pasar Purnama”. Kebetulan, saya menjadi salah satu pembicara di acara Ngawangkong Samagaha yang diselenggarakan di Kampung Areng Desa Wangunsari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (gambar 1). Dari atas panggung inilah, saya menangkap “Genius Loci” terselenggaranya suatu Pasar Purnama di kampung ini.

Gambar-01-Ngawangkong-375x250Sebelum “manggung”, saya mencoba menelusuri “Spirit of the Place” terselenggaranya Pasar Purnama ini. Awalnya, penelusuran dilakukan secara snapshot melihat bagaimana para pedagang memilih dan menata lokasi dagangannya mencoba mencari peruntungan memanfaatkan event gerhana bulan yang terjadi. Karena sedang mempelajari pemikiran Lefebvre (1991:26) dan memanfaatkannya untuk menjelaskan fenomena arsitektur, pengamatan sesaat ini membawa saya untuk memahami bagaimana ruang-ruang diproduksi oleh masyarakat setempat, yang kemudian mengkonstruksi sebuah pasar temporer memanfaatkan fenomena bulan purnama. (Read more)

Sejenak Riset Partisipatif di Pasar Kosambi

Kosambi-2Saya paling senang bila diminta mengantar berbelanja ke pasar. Di situ saya bisa mengamati pasar secara partisipatif, berperan sebagai pengantar yang berbelanja, sehingga bisa mencerap suasana secara lebih dekat namun tetap bisa mengambil jarak agar bisa membangun cerita. Kali ini di Pasar Kosambi, pasar di Bandung yang jadi “trending topic” di kalangan ibu-ibu yang musti menyiapkan seragam anaknya saat akan masuk sekolah. Di pasar ini, ada beberapa “brand” yang terkenal secara informal, misalnya toko “Resko”, dan diikuti oleh nama-nama lain yang mirip, seperti “Riska”,“Restu”, dan “Risma” (gambar 1). Pasar ini menjadi sangat ramai oleh aktivitas penyediaan seragam: bukan hanya baju, tetapi aktivitas meng-kustomisasi-nya sesuai kebutuhan konsumen lewat tangan-tangan (dan mesin) para penjahit (gambar 2). Ramainya aktivitas ini menciptakan suasana yang khas, dalam bahasa arsitekturnya “place”, namun bukan suasana rekreatif seperti yang digambarkan dalam gambar-gambar presentasi arsitektur. Mungkin para konsumen, seperti istri saya, tidak dalam suasana rekreatif di pasar ini, lebih tepatnya suasana buru-buru seiring irama pendaftaran masuk sekolah. Wajah-wajah “sumringah” justru terlihat pada para tukang jahit, meski ribet melayani konsumen tetapi fenomena tahunan ini akan memberi dampak buat rejeki mereka. (Read More)

Pasar Rakyat: antara Desain dan Tatakelola

Pasar-Peterongan-01-02a-400x225Wow, Pasar Peterongan jadi cagar budaya kota Semarang!

Bagian depan pasar ini pun dirancang menjadi ruang publik, tempat duduk-duduk, dinaungi pohon tua yang sengaja ditempatkan pada sumbu simetri bangunan untuk menjadi tengaran. Ada dua prasasti disematkan di tempat ini, menegaskan kepedulian pemerintah kota terhadap keberadaan pasar rakyat.

Masuk ke dalam bangunan, kesan lapang dan segar yang menyambut. Bangunan dirancang cukup tinggi, dengan pengolahan “indirect daylighting” pada langit-langit dan atap bangunan. Sepintas terlihat sang arsitek terinspirasi oleh Thomas Karsten, yg menerapkan teknik ini pada 3 pasar yang dirancangnya untuk kota Semarang. (Read more)

Reflective Practitioning: Belajar Menarik Nilai-Nilai dari Pengalaman Kerja Arsitek

Konsep Reflective Practitioner dikembangkan oleh Donald Schon dalam membangun masyarakat belajar (learning society) dalam suatu organisasi. Di sini dia mengkritik pendekatan rasional-teknikal untuk pengetahuan profesional yang dinilai terlalu positivistik dan deterministik dan sering tidak mampu menjawab masalah relevansi pengetahuan dengan kondisi nyata yang terjadi. Pendekatan reflektif dikembangkan Schon dengan pendekatan “seni bertindak”, mencoba mencari pelajaran-pelajaran berharga dari pengalaman yang dirasakan, untuk kemudian ditarik kembali ke teori-teori yang digunakan. (Read more)

La La Land, Menjadi “Ndeso”, dan “Indonesian Dreams”

01-02a-400x225Apa sih bagusnya film Lalaland, hingga sempat mau mendapatkan piala oscar (tetapi nggak jadi)? Kalau dari covernya, awalnya saya menyangka film paling cuma masalah cinta dua pasang kekasih berbalut lagu-lagu dan tari-tari saja. Ternyata lebih dari sekadar menyanyi dan menari, film ini mengisahkan perjuangan dua orang manusia untuk mencapai mimpi mereka, satu sebagai aktris dan satu sebagai musisi. Dan film ini rupanya menyajikan aneka lagu dengan syair-syair yang sangat puitis. Bukan sekadar itu, di akhir film ini pesan tentang “American Dreams”, yang diantarkan dengan pelan-pelan sepanjang film, mendapatkan momentum terpentingnya. Is a dream must comes true? Lihat saja filmnya… (Read more)

Cek “Place” Sebelah: “Everyday Architecture” Dalam Sebuah Film

Film “Cek Toko Sebelah” mungkin akan menjadi salah film yang dikenang oleh masyarakat Indonesia saat ini. Film ini tercatat dilihat oleh 2,5 juta penonton. Jumlah luar biasa ini memang berbanding lurus dengan konten yang ditawarkan oleh film ini. Saat usai menonton film ini di sebuah bioskop, penulis mengamati sebagian besar penonton masih terduduk di kursinya masing-masing, tak segera beranjak pergi seperti biasanya ketika credit title mulai dimunculkan di akhir film. Mungkin masih tersimpan di benal kesan mendalam dari film ini, dan berharap tayangan belum berakhir. Bahkan beberapa hari setelah ini, saya juga masih menemukan kawan-kawan yang aktif membincangkan hal-hal menarik dari film ini. (Read more)

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *