Iwan Sudradjat Menjadi Pemandu dalam Rangkaian Kuliah Daring Penjelajahan Menuju Arsitektur Indonesia

Rangkaian Kuliah Daring LSAI 2020 Penjelajahan Menuju Arsitektur Indonesia ke 5 pada hari Sabtu, 24 Oktober 2020 pukul 15.00 WIB akan menghadirkan tajuk “Architecture as Instrument” oleh Prof. Stephen Cairns dari Future Cities Laboratory, Singapura.  Stephen Cairns seorang arsitek yang tertarik pada interaksi antara bangunan, kota, dan masyarakat. Sekarang menjabat sebagai Direktur Future Cities Laboratory (FCL), Singapura, Professor of Architecture di ETH Zurich, dan Peneyelidik Utama (Principal Investigator) pada Urban-Rural Systems design-research group di Future Cities Laboratory. Bersama Jane M. Jacobs menulis Buildings Must Die: A Perverse View of Architecture (MIT Press 2014), penyunting bersama Devisari Tunas The Future Cities Laboratory: Indicia series (Lars Müller Press dan NUS Press 2017, 2019 and 2021). ‘Urban-Rural Systems’ pilot project untuk suatu ‘expandable house’ meraih Best Living Space (Indo-Pacific) pada Inde Awards (2020).

“Bedah Buku Sejarah Perumahan dan Kamus Istilah Perumahan” oleh Himasari Hanan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan Seminar Daring Bedah Buku Sejarah Perumahan dan Kamus Istilah Perumahan. Himasari Hanan menjadi pembicara dalam seminar daring ini dengan memberikan materi berjudul Jejak Langkah Hunian Layak Indonesia (Sejarah Perumahan). Pemaparan dan diskusi lengkap bisa dilihat dengan klik tautan berikut: Bedah Buku Sejarah Perumahan dan Kamus Istilah Perumahan.

“Kritisisme” oleh Indah Widiastuti

Arsitektur Nusantara menjadi terminologi yang kemunculannya kerap kembali dibahas setelah tahun 2000-an. Menanggapi hal ini, Omah Library menyelenggarakan Kelas Wacana Arsitektur Nusantara bersama dengan 11 orang narasumber. Indah Widiastuti memberikan pemaparannya tentang Kritisisme, dengan sinopsisnya sebagai berikut:

“Arsitektur Nusantara mungkin adalah salah satu topik “terseksi” dalam gelangang wacana arsitektur di Indonesia. Terlepas dari tanggapan pro-kontra nya wacana ini seperti tak terelakan untuk mendapat lirikan, bahkan dari yang memandangnya secara kritis. Diskusi ini diawali dengan sebagai sebuah upaya positif mewacanakan keunikan karakter arsitektur yang berada di dalam wilayah teritori Indonesa. Namun wacana arsitektur Arsitektur Nusantara berkembang lewat berbagai bentuk apresiasi dan kritik. Bagi berbagai pihak, Arsitektur Nusatnara adalah sebuah tawaran formulasi pengetahuan arsitektur asli Indonesia, sebagai jalan emansipasi tata pikir mengenai arsitektur, sebagai upaya menyelamatkan hal yang esensial mengenai keindonesiaan dalam arsitektur. Beberapa pihak lainya juga melihatnya sebagai peristiwa ideologisasi, labelisasi branding, dan bagian dari agenda politik identitas. Sementara justru bagi kebanyakan kalayak mungkin tak lebih dari sarana identifikasi dalam percakapan mengenai arsitektur yang ada di Indonesia. Terlepas dari apapun penilaiannya, hal paling menggelitik adalah, mengapa si mahluk “seksi” ini bisa hadir mengejawantah dalam beragam reaksi, pencerahan, kebahagiaan, juga kegaduhan dan kontroversi?”

“Kritik Arsitektur” oleh Indah Widiastuti

Indah Widiastuti memberikan pemaparannya tentang Kritik Arsitektur pada Kelas Kritisisme yang diselenggarakan oleh Omah Library. Kelas Kritisisme ini terdiri atas tiga seri, yaitu Teori – Nanda Widyarta, Sejarah – Robin Hartanto, dan Kritik – Indah Widiastuti. Berikut adalah sinopsis Kelas Kritik oleh Indah Widiastuti:

“Ketika sebuah arsitektur tengah diperbincangkan, pada dasarnya penutur, pendengar atau partisipannya seolah-olah “sedang berenang” di sebuah kolam pemikiran yang dialami bersama. Di dalam kolam itu, beberapa perenang akan berenang dengan merdeka, beberapa akan memilih bagian yang tak dalam, beberapa akan memilih untuk menyelam ketimbang berenang, beberapa mungkin merasa kolam terlalu dingin lalu beranjak dan berlalu dari kolam renang, dan beberapa lainya mungkin berenang untuk motivasi yang lain. Kolam pemikiran ini bisa berupa gagasan atau ide pribadi atau kelompok yang terus menerus dibicarakan – mungkin berdasarkan kebiasaan praxis tertentu- kebiasaan tukang, kebiasaan arsitek, penggunaan strategi atau representasi arsitektur tertentu. Lebih normatif lagi kolam ini bisa berupa teori, paradigma, ideologi, atau filsafat. Pertanyaan mendasarnya: seberapa sadarkah kita akan medium pemikiran yang merendam tubuh pikiran kita  dalam setiap perbincangan arsitektur tersebut? Lalu apa sikap yang mesti diambil untuk menangapinya?”

Indah Widiastuti: Learning from Kerala, A Reflection on Comparative Studies on Vernacular Architecture

Faculty of Architecture, Dr.MGR Educational and Research Institute takes privilege of inviting you for a Webinar Series Session – VII !!

International Webinar on:

Topic: “Learning From Kerala : A Reflection on Comparative Studies on Vernacular Architecture”

Speaker: Dr. Indah Widiastuti., S.T., M.T.
History, Theory, and Critic of Architecture
School of Architecture, Planning and Policy Development
Institut Teknologi Bandung

Dr. Indah Widiastuti gained a research grant from Asian Scholarship Foundation and Ford Foundation that gave her opportunity to travel to Kerala to do research on the traditional-vernacular architecture of Kerala. She was invited to contribute a chapter, in Indian International Centre publication by Kapila Vatsyayan, and Himanshu Prabha ray in an edition “Sacred Landscape of India” where she wrote her exploration on Kerala architecture. Her PhD topic is “Critical study of vernacular settlement-architecture of Kerala in India and Minangkabau in west Sumatra, Indonesia (Of Societies Practicing Matrilineal Kinship)”. Her latest writing is published in 2020 Between Mountain and River: A Vernacular Settlement-Architectural Concept in Indonesian Archipelago, edited by Mainak Ghosh from Jadavpur University.

Here is the link for the YouTube streaming:

https://www.youtube.com/watch?v=Wv5ykiABda0&feature=youtu.be