Kasus Studi : Kampung Industri Pakaian Rajut Binong Jati & Kampung Industri Kaos Sablon Suci, Bandung
Dr. Ir. Woerjantari Soedarsono, MT; Widiyani, ST., MT; Dian Kusbandiah, ST., MT
ABSTRAK :
Pada era globalisasi saat ini, kegiatan ekonomi kreatif telah memberikan sumbangan penting pada ekonomi lokal. Kegiatan ekonomi yang berbasis budaya seperti fashion, televisi, teater, musik seni tari, seni rupa, desain, arsitektur, periklanan, penerbitan, multimedia dan teknologi informasi merupakan unsur yang memberikan sumbangan penting pada ekonomi kota. Telah terjadi pergeseran perkembangan ekonomi kota yang awalnya tergantung pada kegiatan agraris,ke kegiatan manufaktur kemudian pada kegiatan informasi dan terakhir kegiatan kreatif yang memberikan nilai tambah pada produk dengan unsur desain – creative value added.
Kegiatan produksi dari masyarakat kreatif di Bandung dan negara berkembang seperti Indonesia dilakukan berbeda dengan negara maju dimana lokasi produksi komoditas kreatif terjadi di kampung kampung industri. Kampung industri adalah kawasan kampung yang mengemas ide cerdas mengemas produk & proses industri dengan tetap membawa potensi lokal yang dimiliki. Kegiatan ekonomi produksi tetap dapat berjalan meskipun kampung tersebut memiliki keterbatasan fasilitas infrastruktur dan suprastruktur yang ada. Perilaku kreatif yang muncul di kawasan ini menjadi khas karena dengan segala keterbatasan yang ada, pemukim di kampung industri ini fleksibel memanfaatkan tempat bermukimnya untuk kegiatan industri. Pada akhirnya, kegiatan ekonomi produksi ini tetap memberikan dampak kepada peningkatan kondisi ekonomi pemukimnya, khususnya bagi pengrajin yang ada di kawasan ini.
Penelitian mengenai pengaruh perkembangan ekonomi masyarakat kreatif pada kualitas fisik kampung industri adalah bertujuan untuk:
Pemetaan jaringan kegiatan ekonomi-produksi dari kelompok masyarakat kreatif dengan tempat dan sistem produksi di 2 kampung industri di Bandung.
Pengkajian tingkat pengaruh perkembangan ekonomi yang didorong oleh industri kreatif ini dapat mempengaruhi peningkatan kualitas lingkungan fisik di 2 kampung industri di kota Bandung.
Kampung industri pakaian rajut Binong Jati dan kampung industri kaos sablon di kawasan Suci dipilih sebagai obyek studi mengingat kedua kawasan ini menjadi target dari program 5 sentra Indsutri di Kota Bandung. Subyek untuk kepentingan pengamatan dan wawancara dalam penelitian ini adalah masyarakat kampung industri sendiri khususnya para pemilik usaha industri di setiap kawasan studi. Sedangkan unit analisis yang menjadi obyek pengamatan adalah kondisi dan kualitas fisik kampung dan perubahannya akibat aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat kreatif di kampung terkait. Kualitas fisik yang diamati tidak terbatas pada kualitas permukiman, tetapi juga kepada kualitas unit hunian, dalam hal hunian fungsi ganda.
Berbicara mengenai dampak peningkatan kondisi ekonomi, hal ini menjadi menarik mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kondisi ekonomi masyarakat kreatif ini tidak selalu berdampak kepada peningkatan kualitas fisik kampung dimana mereka berproduksi. Peningkatan kondisi ekonomi masyarakat ini lebih diorientasikan untuk peningkatan aspek non fisik permukiman dibandingkan aspek fisik permukiman. Hal ini tidak terlepas dari upaya masyarakat ini dalam meningkatkan tingkat kreatif dari usaha ekonomi yang mereka jalani. Saat ini lingkup kreatif yang melekat pada aktivitas indutri di kedua kawasan studi yang diamati ini masih pada tingkatan proses penyampaian nilai, yakni tahapan produksi. Kekuatan kelas pekerja (working class), fleksibilitas pemanfaatan ruang permukiman untuk fungsi produksi dan jaringan produksi internal di kawasan terkait menjadi ciri kreatif dari kampung indutri di kedua kawasan ini.
Kata Kunci : Industri & ekonomi kreatif, kampung industri, kondisi ekonomi, kualitas fisik-non fisik perumahan