Penelitian 2008: Abstrak

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN TRANSFORMASI PERMUKIMAN PASCA-TSUNAMI DI PANTAI SELATAN JAWA BARAT

 W D Pratiwi, H W Poerbo, M D Koerniawan, D Larasati, K Z Solihah, Samsirina, Syahyudesrina

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan pengelolaan permukiman pasca tsunami di Jawa Barat bagian Selatan yaitu: Apa saja perubahan fisik dan non fisik yang terjadi setelah tsunami? Sejauh mana implikasi dari perubahan tersebut terhadap permukiman yang sudah ada sebelum tsunami? Sejauh mana implikasi perubahan terhadap pengelolaan lingkungan permukiman di tingkat komunitas untuk merespons perubahan setelah tsunami? Prioritas utama pengkajian adalah pengelolaan dan transformasi permukiman di kawasan pasca tsunami.

Bencana gempa dan tsunami telah mengubah lingkungan fisik maupun sosial di daerah lokasi studi yaitu Pangandaran, Kabupaten Ciamis. Perubahan ini dapat bersifat menetap atau bersifat sementara, dengan macam serta tingkat perubahan yang berbeda di tiap komunitas. Perbedaan perubahan karena tidak samanya tingkat, jenis kerusakan dan kondisi serta sifat tempat yang bersangkutan. Secara umum terdapat  tiga tingkatan karakteristik kerusakan yang terjadi akibat tsunami dan menjadi dasar dalam pemilihan desa di Pantai Jawa Barat Selatan. Tiga desa menjadi lokasi studi pada penelitian ini yaitu (1) Desa Batu Karas, Kecamatan Cijulang (low damage area), (2) Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran (medium damage area), dan (3) Desa Cikembulan, Kecamatan Sidamulih (highly damage area). Selain itu, dilakukan juga pengumpulan data kuantitatif (90 kuesioner) dan wawancara dengan narasumber dan warga masyarakat setempat.

Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang mendorong perubahan lingkungan permukiman di kawasan studi, yang dikategorikan dalam: (1) Faktor sosio-budaya, yang meliputi faktor imigrasi, kelembagaan formal dan non formal. Isu perubahannya terkait pengendalian perkembangan serta pemeliharaan lingkungan permukiman. Rekomendasi kebijakan yang disarankan berupa perbaikan mekanisme yang sudah ada dan menjadikan mekanisme tersebut menjadi bagian dari komunitas. (2) Faktor politis-administratif, berupa fungsi pusat pelayanan dan perencanaan pembangunan. Isu perubahannya terkait pemberdayaan kelembagaan pembangunan dan pemeliharaan permukiman. Rekomendasi kebijakannya, meningkatkan kapasitas lembaga dan aktor pemeliharaan permukiman. (3) Faktor ekonomi, yang meliputi pariwisata, peluang usaha dan pasar tanah formal dan informal. Pemberdayaan kelembagaan pembangunan dan pemeliharaan permukiman menjadi isu perubahannya. Peningkatan partisipasi sektor publik dan kejelasan akses untuk pemberdayaan merupakan kebijakan yang direkomendasikan (4) Faktor fisik yang terkait relokasi dan rekonstruksi pasca tsunami, masalah utamanya adalah kepemilikan tanah dan alih fungsi rumah menjadi komersial. Pengembangan pariwisata dengan perumahan pasca bencana yang responsif terhadap kegiatan pariwisata merupakan kebijakan yang direkomendasikan.

Publikasi penelitian dan daftar isi laporan: klik di sini

STUDI TINGKAT PEMANFAATAN DAN OPTIMALISASI RISET
BIDANG PERUMAHAN PERMUKIMAN
PADA KEBIJAKAN DAN PROSES INDUSTRI PERUMAHAN

Kasus Penelitian di Lingkungan ITB dan PUSLITBANGKIM Departemen Pekerjaan Umum RI

Peneliti Utama  : Dr. Ir. Indra Budiman Syamwil
Peneliti Kedua  : Allis Nurdini, ST., MT.
Asisten Peneliti : Samsirina, ST., MT. dan Syahyudesrina, ST., MT.

EXTENDED ABSTRACT

Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk menghimpun informasi yang lebih mendalam tentang peran dan hubungan para aktor yang terlibat dalam pemanfaaatan dan optimalisasi riset dalam bidang perumahan permukiman. Informasi tersebut diperlukan pada saat ini agar bidang riset perumahan permukiman mempunyai acuan dalam pengembangan di bidang perumahan permukiman.

Metoda penilaian pemanfaatan penelitian berkaitan dengan siklus pemanfaatan pengetahuan. Parameter yang ditinjau antara lain: 1) Kesesuaian antara tujuan riset dengan hasil yang ditetapkan, 2) Tahap implementasi pengetahuan, serta 3) Tahap penyampaian hasil/produk pengetahuan kepada pengguna.

Kasus studi meliputi penelitian yang dilakukan di lingkungan Institut Teknologi Bandung dan di lingkungan Puslitbangkim Departemen Pekerjaan Umum (PU). Dari hasil kajian diperoleh gambaran bahwa penelitian perumahan permukiman yang dilakukan di lingkungan Institut Teknologi Bandung secara umum masih berkisar di dalam ranah penelitian teoritis atau penelitian dasar, sementara itu di lingkungan Puslitbangkim PU mengarah pada penelitian aplikatif. Antar kedua lembaga ini dapat terjadi saling kerjasama namun nampaknya selama ini keduanya lebih banyak berjalan secara sendiri-sendiri.

Berkaitan dengan kajian optimalisasi riset pada kedua lingkungan yang menjadi kasus studi, digunakan masing-masing 3 (tiga) contoh penelitian yang pernah dilakukan. Keenam penelitian tersebut pada dasarnya dapat mewakili 2 (dua) jenis penelitian yaitu penelitian aplikatif dan penelitian dasar, serta 3 (tiga) jenis pemanfaat pengetahuan yang di dapat dari penelitian yaitu: (1) Pengguna (Consumer/End-User), (2) Praktisi (Practitioner), dan (3) Pengambil kebijakan (Policy-Makers).

Penelitian dasar/teoritis dan penelitian aplikatif merupakan dua sisi mata uang hendaknya tidak terpisah antara satu dengan lainnya.
Penelitian dasar/teoritis pada dasarnya merupakan fondasi dari penelitian aplikatif, sementara itu penelitian aplikatif dapat menjadi suatu masukan bagi perbaikan atau pengujian suatu hipotesa serta dapat menjadi embrio bagi penelitian dasar selanjutnya.

Dari hasil analisis diperoleh sejumlah faktor penting yang dapat mendukung optimalisasi penelitian di bidang perumahan dan permukiman bagi consumer/end-user yaitu: (1) Kesesuaian hasil penelitian dengan kebutuhan consumer/end-user, dimana ketersediaan problem-tree penelitian atau pohon permasalahan dalam penelitian menjadi sangat penting. (2) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran consumer/end-user terkait pentingnya suatu hasil penelitian, merupakan pendekatan yang efektif mengingat pemahaman dan kesadaran dapat meningkatkan minat consumer/end-user untuk memanfaatkan hasil penelitian. (3) Keberadaan aktor yang dapat menjadi inisiator dan mediator yang memegang peran penting dalam keberhasilan dan keberlanjutan penerapan hasil penelitian kepada consumer/end-user. (4) Penelitian yang bersifat aplikatif serta penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Penggunaan bahasa ini sangat penting untuk diperhatikan mengingat bahasa merupakan sarana dalam tukar menukar informasi. (5) Pentingnya media massa, media massa memiliki peran yang sangat besar di dalam menyebarluaskan hasil dari suatu penelitian. Bagi praktisi dan pembuat kebijakan diperlukan penyesuaian format hasil penelitian ke dalam bentuk yang sesuai dengan kepentingan dan tujuan mereka agar tecapai optimalisasi pemanfaatan hasil penelitian.