Post Tsunami Settlement Design and Tourism in Southern West Java – Research 2010
Permukiman Perdesaan dan Pariwisata di Pantai Selatan Jawa Barat: Eksplorasi Rancangan Transformatif
Wiwik D Pratiwi, Medria Shekar Rani, Paramitha Yanindraputri, Ruth Paramita, Noviantari Sudarmadji, Reza Aryandi, Morian Sapriatnadi, Hapsak Samii
Publikasi: Artikel 1.pdf, artikel 2.pdf, artikel 3.pdf, artikel 4.pdf, artikel 5.pdf
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi alternatif rancangan kawasan permukiman yang dibuat sesudah tsunami di Pangandaran, Jawa Barat bagian Selatan dengan mempertimbangkan pengembangan basis ekonomi pariwisata. Pendekatan yang lebih informal dipilih mengingat ’kapasitas dan kapabilitas’ penduduk korban tsunami yang paling perlu mendapat perhatian adalah mereka yang ’survival’-nya di sektor informal. Untuk kawasan Pangandaran dan sekitarnya peluang basis ekonominya adalah pariwisata. Hal-hal yang terkait dengan perancangan permukiman pasca tsunami di Jawa Barat bagian Selatan yaitu: Apa saja fasilitas fisik dan non fisik yang yang harus menjadi pertimbangan utama dalam desain permukiman setelah tsunami? Bagaimana perubahan ’ruang permukiman’ pasca tsunami tersebut dapat dirancang untuk mengembangkan basis ekonomi yang bermanfaat bagi penduduk korban tsunami? Usulan dan alternatif desain macam apa yang bisa ditawarkan untuk lebih memfasilitasi masyarakat korban tsunami di kawasan wisata Pantai Selatan Jawa Barat ini?
Untuk mengetahui transformasi pasca tsunami yang terjadi di Jawa Barat bagian Selatan, data dan informasi yang menunjukkan perubahan sosial dan spasial sudah dilihat dalam perspektif historis pada penelitian sebelumnya di tahun 2008. Ada kondisi awal dan kondisi akhir dan perjalanan perubahan yang perlu diketahui dan dipahami. Unsur yang perlu diketahui perubahannya mencakup sosio-ekonomi dan kependudukan, spasial dan kelembagaan. Ketiga unsur tersebut perlu dilihat dalam keterkaitan karena pemukiman merupakan kesatuan wadah, yaitu lingkungan fisik spasial, yang keberadaannya ditentukan dan menentukan kehidupan sosio-ekonomi penghuninya, dan sebaliknya. Sementara perubahan keduanya tak dapat dilepaskan dari kelembagaan yang ada, dari aktor-aktor pembangunannya serta hubungan di antara mereka.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, data yang bersifat kualititatif sangat diperlukan, khususnya menyangkut perkembangan spasial dan kelembagaan. Sedangkan untuk kondisi sosio-ekonomi datanya lebih bersifat kuantitatif, baik yang bersifat primer maupun sekunder. Wilayah Jawa Barat bagian Selatan yang dipilih sebagai kasus studi penelitian ini relatif luas. Oleh karena itu, yang pertama kali dilakukan adalah melaksanakan pemilihan dusun yang akan dirancang lebih lanjut alternatif-ruangnya dengan beberapa alternatif-skenario.
Untuk jenis fasilitas dan ’ruang yang akan dirancang’ akan dikumpulkan data yang meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan menyangkut:
– pemahaman kapasitas dan kapabilitas penduduk korban tsunami yang akan mempengaruhi jenis ruang di permukiman yang akan dirancang
– pemahaman kebutuhan ruang wisatawan untuk dikonsumsi selama kunjungannya di Pangandaran dan sekitarnya, atau khususnya untuk dijadikan tempat (’consumed places’) di permukiman yang dipilih.