Post Disaster Settlement Transformation in Sukabumi, West Java – Research 2012
Pengelolaan Lingkungan dan Transformasi Permukiman Pasca Bencana di Sukabumi, Jawa Barat
Publikasi: Artikel 1.pdf, artikel 2a.pdf, 2b, artikel 3.pdf, artikel 4.pdf, artikel 6.pdf
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan pengelolaan permukiman pasca bencana di Sukabumi, Jawa Barat bagian Selatan yaitu: Apa saja perubahan fisik dan non fisik yang terjadi setelah bencana? Sejauh mana implikasi dari perubahan tersebut terhadap permukiman yang sudah ada sebelum bencana? Sejauh mana implikasi perubahan terhadap pengelolaan lingkungan permukiman di tingkat komunitas untuk merespons perubahan setelah bencana? Pendokumentasian yang sistematis mengenai transformasi permukiman pasca bencana penting untuk dilakukan. Sampai saat ini penelitian yang berkaitan dengan hal ini dinilai masih sedikit dan belum dilakukan secara intensif. Sedangkan Indonesia, negara yang terdiri dari lebih dari 16.000 pulau ini sangat rentan terhadap bencana alam. Prioritas utama pengkajian adalah pengelolaan dan transformasi permukiman di kawasan pasca bencana.
Latar belakang
Kabupaten Sukabumi terletak di Provinsi Jawa Barat, ibukotanya Pelabuhan Ratu. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di Utara, Kabupaten Cianjur di Timur, Samudra Hindia di Selatan, serta Kabupaten Lebak di Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak sekitar 160 km dari arah Jakarta meliputi areal seluas 420.000 hektar yang terbentang mulai dari ketinggian 0 – 2.958 m, di atas permukaan laut. Pegunungan dan dataran tinggi mendominasi hampir seluruh kabupaten ini. Dataran rendah ada di pesisir Selatan, mulai dari Teluk Ciletuh sampai muara sungai Cikaso dan Cimandiri.
Pemerintah Daerah mencatat sepanjang 2010 terjadi 360 bencana yang terjadi di lebih dari 40 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Bencana yang paling dominan pada tahun lalu antara lain angin puting beliung, longsor, dan banjir. Semua bencana itu menyebabkan sedikitnya 13 orang tewas dan lebih dari 42 ribu kepala keluarga terpaksa harus mengungsi. Berdasarkan data BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kab. Sukabumi yang berkantor Kecamatan Pelabuhanratu, 60 persen daerah di Kabupaten Sukabumi masuk daerah rawan bencana angin puting beliung serta tanah longsor.