Pendekatan Humanistik untuk Desain Arsitektur: Sebuah Penjelajahan Ontologis

Image u Web dan fb

Materi Kuliah Kuliah Instruksional AR3290 Studio Perancangan Arsitektur IV, Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung, 21 Januari 2020, tentang “Pengalaman Manusia, Tempat, dan Desain Arsitektur: Sebuah Penjelajahan Ontologis”

Apa itu ontologi? Apa kaitannya ontologi dengan desain arsitektur? Dan ketika desain arsitektur berorientasi pada pemecahan masalah, bagaimana penjelajahan ontologis bisa menjadi sesuatu yang konkrit?

Pertanyaan tersebut dicoba untuk dijawab melalui sebuah kuliah instruksional dalam studio perancangan. Karena konteksnya adalah perancangan arsitektur yang berorientasi pada pemecahan masalah, maka penjelajahan ontologis ini pun seketika harus menukik ke dalam langkah-langkah perancangan yang lebih konkrit. Menyajikan dua spektrum yang luas dalam sekali penyajian memang beresiko. Namun, kalau kita berpikir positif, rentang spektrum yang luas ini akan mampu menjadi bingkai ketertarikan dari pembacanya: siapa yang lebih berminat ke hal-hal yang abstrak dan filosofis, dan siapa yang cenderung memilih hal-hal yang konkrit dan praktis.

Penjelajahan ontologis ini adalah tentang pendekatan humanistik dalam desain arsitektur. Ya, tidak mungkin berbicara humanity dalam era modern tanpa berbicara fenomenologi, terutama yang dikembangkan oleh Heidegger: “Being in the world”. Ini ontologi dari pendekatan humanistik di era modern: mencari makna terdalam dari manusia, yang didapatkan lewat aneka pengalaman inderawi. Romo Mangunwijaya memberikan bahasa yang sangat pas: Ragawidya.

Lalu, bagaimana ragawidya ini harus diimplemantasikan sebagai langkah-langkah perancangan arsitektur? Dalam kuliah instruksional tersebut, saya menyarankan 4 langkah. Pertama: mengedepankan kepekaan (sense). Kedua: berlatih membayangkan (imagining, prescribing). Ketiga: empati, merasakan apa yang akan pengguna rasakan saat menggunakan karya arsitektur yang dirancang. Keempat: mentransformasikan pengalaman manusia ke dalam rancangan lingkungan binaan. Yang keempat ini pun masih saya turunkan ke dalam 3 langkah praktis selanjutnya: a) membayangkan suasana, b) menghadirkan suasana ke dalam gubahan ruang, dan c) menggubah massa dan detail yang membentuk ruang tersebut.

Materi kuliah:Ekomadyo (2021) – Human Experiences, Place, and Architectural Design (AR3290 Lecture) for web

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *