SNI 8152 2015 dan Tata Kelola Pasar Rakyat

Saya tidak menyangka, hanya karena satu paper tentang isu, tujuan, dan kriteria perancangan pasar rakyat (https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2012/10/TI2012-01-p001-004-Isu-Tujuan-dan-Kriteria-Perancangan-Pasar-Tradisional.pdf), saya langsung diminta menjadi ketua tim perumus SNI 8152 2015 tentang pasar rakyat. Di situ saya mempunyai harapan, bahwa SNI akan menjadi acuan dalam program revitalisasi pasar rakyat oleh pemerintah RI. Dalam penyusunan SNI tersebut, dan dilanjutkan dengan penyusunan SNI-SNI lainnya, saya belajar bahkan menetapkan standar membutuhkan banyak negosiasi. Kriteria yang disusun dari sisi akademis, yang berorientasi pada kualitas, ternyata belum tentu diterima oleh kalangan praktisi, yang berorientasi pada pemecahan masalah sehari-hari.

SNI memang punya pengaruh dalam kegiatan revitalisasi pasar rakyat selanjutnya. Beberapa pengelola pasar pun berlomba mendaftarkan pasar yang dikelola agar bisa mendapatkan SNI. Namun, hal ini mendapat kritik, karena setelah ber-SNI beberapa pasar justru menjadi sepi.

Memang realitas pengelolaan pasar begitu rumit, dokumen SNI tidak akan menjadi obat mujarab dalam menyelesaikan kekarutan penatakelolaan pasar rakyat. Dalam kompleksitas masalah sosial ini, Lefebvre percaya bahwa penataan ruang, dalam hal ini bangunan pasar, bisa berperan dalam mendisiplinkan sosial. Lebih jauh lagi, menurut Latour, keberadaan teks, prosedur, dan objek-objek teknis berperan dalam menstabilkan relasi sosial. Artinya, SNI dan revitalisasi bangunan pasar akan punya peran dalam menatakelola pasar rakyat agar bisa lebih baik.

Namun upaya ini pastilah butuh waktu. Kostof mengingatkan melalui konsep urban process, dan Lefebvre menambahkannya dengan rhytmanalysis of everyday life. Upaya perbaikan pasar menuntut upaya yang konsisten dan kontinu: dimensi waktu berperan dalam upaya ini.

Dan pasar terbentuk karena rajutan masyarakat, like a rhizome. Dan yang paling jago dalam mengelola rhizome adalah ibu-ibu, karena mampu mengerjakan aneka pekerjaan secara multi-tasking, dan membuat anggota keluarga, termasuk dirinya, menjadi bahagia. Seperti peran Nick Fury yang harus ada agar superhero the Avangers tidak bertempur antar mereka sendiri, beginilah rhizome dikelola. Dalam bahasa Indonesia, “governance” sering diterjemahkan dari “tata pamong”: “to govern” punya makna “ngemong” yang berarti mengasuh. Maka, mengelola pasar berarti “mengasuh” pasar. Dan SNI adalah alat untuk mengukur apakah pengasuhan itu sudah berjalan baik atau belum.

Materi sebagai Narasumber tentang “Pasar Rakyat Jawa Barat Menuju Pasar Ber SNI: dalam Bimbingan Teknis bagi Pengelola Pasar Pasar Rakyat Juara Jawa Barat 2019 bisa diunduh di sini:

Ekomadyo (2019) – SNI Pasar Rakyat Menuju Pasar Juara (Bimtek Indag Jabar)

Poster Bimtek Pasar Juara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *